Himatika Perbanas
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Tempat ngumpulnya anak Himatika Perbanas
 
IndeksPortailLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

 

 Sekolah Game

Go down 
PengirimMessage
Arkumik
Script Learner
Script Learner
Arkumik


Jumlah posting : 69
Registration date : 13.10.07

Sekolah Game Empty
PostSubyek: Sekolah Game   Sekolah Game EmptyWed Dec 19, 2007 3:13 am

Pembaca, saat ini video game bukan lagi sekedar hiburan interaktif biasa, tapi sudah berkembang menjadi industri yang mendunia dan ribuan orang tertarik untuk berkarir di bidang ini. Bicara soal karir, pasti ada kaitannya dengan pendidikan.

Sebagian profesi memang hanya bisa dicapai dan sukses setelah menempuh pendidikan tertentu. Nah, mengingat video game telah menjadi salah satu bisnis besar yang cukup menggiurkan, maka sekolah dan kampus yang mengusung kurikulum pendidikan (video game-red) pun mulai bermunculan dan dijadikan sebagai batu loncatan untuk berkarir di dunia game.

Perkembangan pendidikan game makin lama makin meluas, apalagi setelah kurikulum game di kampus diresmikan di Game Developers Conference (GDC) tahun 2002.

Sebuah lembaga bernama Interactive Digital Software Association (IDSA) memiliki daftar lebih dari 50 perguruan tinggi di Amerika yang membuka kelas/jurusan pengembangan dan desain video game, baik untuk program sertifikat, S1, dan juga master. Di antaranya adalah Art Institute, Carnegie Mellon, Georgia Institute of Technology, Palomar Community College, Rochester Institute of Technology, University of Southern California, University of Washington, New York University, dan perguruan tinggi bergengsi Massachusettes Institute of Technology (MIT).

Game Sebagai Media

Dr. Henry Jenkins dari MIT adalah salah satu tokoh pendidikan yang peduli pada dunia game. Ia rajin membahas dan mendiskusikan keterkaitan antara pendidikan dan game. Tak hanya bicara di event-event besar video game seperti E3 dan GDC, beliau juga pernah presentasi langsung di depan Senat Amerika.

Walaupun sudah banyak program pendidikan game yang dibuka waktu itu (2002), tapi belum ada kurikulum resmi yang
pas dan seragam untuk diterapkan di kampus-kampus tersebut. "Sabar, kami sedang merancangnya," jelas Jenkins. "Soalnya banyak mahasiswa kami yang menekuni bidang teknologi dan komputer ini tertarik juga dengan industri game."

Saat ini mahasiswa MIT mempelajari game sebagai bagian dari lingkup media. "Kami memasukkan video game ke dalam program yang disebut kajian media komparatif. Program ini didesain untuk mendekatkan mahasiswa dengan seluruh media." Dengan demikian wawasan mereka bertambah dalam hal konvergensi media. "Di sini mahasiswa diizinkan untuk mix and match.

Mereka boleh memilih mata kuliah tentang media environment yang saat ini sedang menjadi tren," lanjut Jenkins.

Bukan cuma staf pengajar MIT yang sibuk memikirkan kurikulum. Para guru besar dari universitas dan akademi lain juga begitu. Mereka mendiskusikan materi-materi yang bermanfaat bagi pendidikan desain game. "Pertama-tama memang itulah (materi kuliah desain game-red) yang harus dibuat agar bisa langsung diterapkan. Setelah itu barulah berharap munculnya game desainer profesional." jelas Warren Spector dari pengembang Ion Storms.

Hubungan Khusus dengan Industri

Selain perguruan-perguruan tinggi di atas ada dua sekolah khusus yang memenuhi kriteria industri game, DigiPen dan Full Sail Real World Education. DigiPen malah sudah lama menjalin hubungan kerja sama dengan Nintendo of
America yang berada di kota Washington. Gedungnya berdekatan, sehingga DigiPen berbagi tempat parkir dengan Nintendo.

Beberapa desainer legendaris Nintendo pernah mengunjungi sekolah ini dan berbincang-bincang dengan
murid. "Di sini murid-murid diajarkan game programming," kata Jason Chu, chief operating officer DigiPen. "Kami bukan berfokus pada desain atau bisnis, tapi game programming atau mengerjakan 3D art."

Banyak juga murid yang sudah lulus langsung bekerja di Nintendo. "Kami pernah menerima murid asal Jepang. Shigeru Miyamoto (kreator Donkey Kong, Super Mario Bros, dan The Legend of Zelda) lalu mempekerjakan mereka," lanjut Chu. "Satu di antaranya, cewek, malah terlibat dalam proses pembuatan Zelda: Ocarina of Time dan Pikmin."

Selain DigiPen, Full Sail termasuk sekolah yang mengajarkan game programming. Sekolah yang terletak di Winter Park, Florida ini menawarkan program studi selama 15 bulan dengan ratusan jam pelajaran. Seperti halnya DigiPen, Full Sail juga join dengan perusahaan game lain. Reputasi baik sekolah ini sudah dikenal di kalangan perusahaan.

Desain Game

"Saat ini belum ada orang yang mampu mengajarkan desain game dengan sempurna," kata Spector, yang terkenal dengan Deus Ex-nya. "Padahal ini bagian terpenting dan paling unik dalam proses pengembangan game." Itu menurut dia, loh.

Sebetulnya ada perguruan tinggi yang menawarkan program S1 di bidang game art and design, yaitu kelima cabang Art Institute. Selama tiga tahun mahasiswa digembleng soal game desain. Mahasiswa menerima lima mata kuliah tiap kuartalnya. Secara keseluruhan mereka menerima pendidikan umum dan 19 mata kuliah khusus desain game.

Untuk menghasilkan kualitas pengajaran yang maksimal, ketiga lembaga pendidikan di atas 'memaksa' murid-murid untuk berada di kampus 13 jam sehari plus tambahan 8 jam pada hari Sabtu. Begitulah kalo mau sukses berkarir di industri game. Siap kerja keras sejak awal kuliah. Masih belum puas dengan gelar S1, mahasiswa bisa melanjutkan ke S2 di bidang teknologi hiburan (Carnegie-Mellon) atau pengembangan game (Georgia Tech).

Masih ada lagi yang prihatin untuk menemukan kurikulum game yang tepat. Mereka adalah Electronic Arts dan IGDC (International Game Developers Association). Hal itu terbukti dengan diadakannya sesi yang membahas ini untuk kedua kalinya di GDC 2003. EA rajin mengunjungi sekolah-sekolah game untuk merekrut murid berbakat.

Dengan tumbuh kembangnya industri game yang pesat, Jenkins, Spector, serta eksekutif game lain setuju kalau industri ini butuh tenaga profesional yang telah dididik dan dilatih dengan baik.

Bagaimana dengan Indonesia? Sepertinya kita perlu menunggu lebih lama lagi hingga pemerintah menyadari bahwa video game dapat menjadi salah satu sektor usaha yang menguntungkan bagi negara.

disadur dari :Detik.com dengan Penulis, Eko Ramaditya Adikara (Rama), adalah seorang tuna-netra yang gemar menulis menggunakan komputer. Penulis tergabung dalam Yayasan Mitra Netra (MitraNetra.or.id). Blog pribadinya dapat dibaca di alamat www.ramaditya.com. ( wsh / wsh )
Kembali Ke Atas Go down
http://sprg.org
 
Sekolah Game
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Website Game-game PC Terbaru
» Game-game PC terbaru...
» Game Maker 7.0.5.0
» Jual : CD/DVD game PC

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Himatika Perbanas :: Lainnya :: Forum Ngobrol Santai-
Navigasi: